Jumat, 07 September 2012

Hari pertama di Melati Taman Baca


Buku-buku dan mainan untuk anak-anak sudah lama disiapkan, ruang tamu berukuran 3x4m2 itu juga  sudah disulap menjadi sebuah ruangan yang nyaman dan menyenangkan untuk membaca.

Sabtu sore, 20 Agustus 2005, sebuah niat kembali dibulatkan, tak lama setelah berkunjung ke Rumah Dunia di Serang, Banten, Evie dan Rini, keduanya adalah relawan dan juga penggagas KKS Melati akhirnya menyelenggarakan soft opening Melati Taman Baca untuk  anak-anak yang tinggal di sekitar Beskem KKS Melati di Ampera, Jakarta Selatan.

Soft Opening mungkin terlalu memberi kesan ini adalah sebuah acara yang wah, tapi kali ini kata-kata itu lebih merepresentasikan tentang pembukaan sebuah rumah kecil untuk anak-anak membuka dan melihat dunia lewat taman baca, tak ada perayaan hanya sebuah ajakan yang tulus dari hati.

"Hidup itu terbatas. Kita mendiami satu tubuh, satu pikiran dan melihat dunia melalui sepasang mata kita. Tetapi, melalui menulis dan membacalah, dunia kita akan lebih terbuka, melalui pikiran orang lain yang tersebar dimana-mana"  sebuah kutipan dari John Joan Lingard,seorang novelis terkenal yang juga telah menginspirasi pendirian sebuah taman baca di KKS Melati.

Yang pertama kali dilakukan oleh KKS Melati adalah mengajak anak-anak disekitar taman baca untuk datang, ternyata ini tidaklah sesulit yang dibayangkan. Tips 'nyaris' serupa yang dilakukan Golagong untuk Rumah Dunia, kami coba terapkan. Beberapa anak kecil yang sedang berkumpul dan bermain diluar, diajak untuk mampir dan melihat-lihat ruang Melati Taman Baca.  Rasa keingintahuan anak-anak menjadi salah satu daya tarik mereka untuk datang, dan tak pernah sulit untuk mengajak anak-anak bermain.

Anak-anak yang datang diajak untuk bermain aneka permainan seperti  congklak, bekel,boneka, lego, mobil-mobilan, catur dan sebagainya yang telah tersedia di dalam boks-boks yang tertata rapi di ruang depan. Tak semua anak langsung tertarik pada buku, hanya sekitar 10% anak-anak yang tertarik untuk membaca, ternyata bermain lebih menarik perhatian ketimbang membaca buku. Hasil pengamatan awal inilah yang menjadi bahan untuk membuat strategi awal KKS Melati untuk mengajak anak-anak lebih banyak yang datang.

Langkah berikutnya adalah memperkenalkan anak-anak dengan dunia membaca. KKS Melati percaya bahwa anak-anak yang membaca lebih banyak akan mengetahui lebih banyak. Kepribadian dan kecerdasannya akan lebih cepat berkembang dan prestasinya di sekolah pun akan lebih cepat meningkat. Dengan kegiatan membaca, akan dapat membantu anak-anak untuk menjadi pribadi yang tak pernah bosan untuk belajar sepanjang hidupnya, dan dengan demikian  dapat memaksimalkan potensi mereka dimana saja.

Dengan modal kepercayaan tersebut KKS Melati berharap anak-anak yang tinggal diseputaran beskem akan menjadi anak-anak yang lebih baik dari saat ini karena kesempatan yang mereka miliki dengan adanya taman bacaan di lingkungan tempat tinggal mereka.Di Melati Taman Baca, anak-anak diajak untuk belajar mengenal konsep dasar kepustakaan, mengajarkan bagaimana mereka menggunakan secara maksimal sebuah perpustakaan, mencintai buku dan segala halyang berhubungan dengannya. Membaca buku, menulis, menggambar, bermain, dan berbagai macam program telah dibuat untuk menggiatkan Melati Taman Baca ini.

Pengelola Melati Taman Baca adalah para relawan yang tergabung dalam KKS Melati. "Pengelolaannya hingga hari ini memang dipegang penuh oleh relawan-relawan KKS Melati namun selanjutnya kami akan mengajak remaja-remaja di sekitar beskem untuk bersama-sama mengelola Taman Baca ini. Kami akan ajarkan bagaimana mengelola perpustakaan secara sederhana" ujar Evie, relawan yang bertanggung jawab untuk Melati Taman Baca ini menjelaskan.

Pihak aparat dan warga setempat  pun menyambut hangat hadirnya Melati Taman Baca di lingkungan mereka, hal ini terbukti dengan dukungan mereka yang mengijinkan anak-anak mereka untuk datang dan belajar. Beberapa ibu rumah tangga bahkan mengajukan diri untuk membantu mengelola taman baca di hari-hari kerja, hari dimana para relawan KKS Melati tidak dapat meluangkan waktunya.

"Saya senang sekali, dengan adanya taman bacaan ini, anak-anak memiliki tempat untuk bermain dan belajar, suatu hal yang sangat diperlukan dan sangat sulit ditemui di lingkungan kami yang mulai padat." kata Ibu Sarijo mengemukakan pendapatnya mengenai Melati Taman Baca.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh H. Shalatun sebagai Ketua RT setempat, beliau mengharapkan KKS Melati juga mampu mengajak anak-anak remaja di sekitarnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bermanfaat, mengingat banyaknya kenakalan remaja yang mulai marak akhir-akhir ini.

Dengan konsep CommunityDevelopment dan Library Alive, Melati Taman Baca mencoba untuk menerapkan bahwa sebuah taman baca adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar dan mengembangkan diri. Bersama masyarakat sekitar, Melati Taman Baca berusaha meningkatkan minat baca anak-anak, sebuah upaya luhur yang memerlukan perhatian, pemikiran  dan waktu ekstra. Sebuah upaya anak muda yang patut didukung dan dihargai.

"Saya boleh main yang ini ga kak?" tanya seorang anak laki-laki bernama Adi tiba-tiba.
"Buku itu juga boleh dibaca Kak?" Febri,anak yang lainnya juga bertanya.
"Saya mau main congklak  aja diluar ya kak!" kata Vivi.
"Mbak, Adel mau baca ini." kataAdelia,4 tahun, yang tiba-tiba duduk dipangkuan Evie dan mengajak untuk membacakan sebuah cerita tentang seekor kodok yang malu bernyanyi bersama sekumpulan burung di sebuah hutan. Beberapa anak kemudian juga tertarik untuk mendengarkan. Riuh dan menyenangkan suasana Sabtu sore itu di Beskem Melati,Ampera. Dan dari sinilah ketika semuanya bermula. [v]


Ditulis oleh Virgina Veryastuti (eVIe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar